Jumat, 10 April 2009

Forum Curhat...

Maafkan Aku Mama…

Rabu, 8 April 2009

Wahai ‘sahabat’… hari ini akan kuceritakan sebuah kisah yang baru saja kualami tentang luasnya pintu maaf seorang ibu. Malam tadi aku tidur agak siang dari biasanya. Mungkin karena kecapean, aku tidur pukul 20.00 WIB, yang biasanya aku tidur antara pukul 22.00 – 24.00 WIB. Karena tidak biasa itulah pukul 01.00 WIB aku bangun. Saat itu aku lihat mama masih menjahit pakaian tetanggaku. Mamaku bukan seorang penjahit. Untuk menyelesaikan jahitannya itu mama harus berjuang, bekerja keras,mengerahkan seluruh pikiran dan kemampuannya supaya hasil jahitannya memuaskan. Pakaian itu harus sudah jadi dan sudah dikembalikan kepada pemiliknya hari Kamis, 9 April 2009 siang. Karena itulah, dengan keahlian yang seadanya, ibu bekerja siang dan malam. Lupa makan, apalagi pekerjaan rumah. Lupa anak-anaknya, begitu juga dengan suaminya. Begitulah mama. Dia bisa melupakan segalanya jika sedang focus pada satu pekerjaan.

Kembali ke permasalahan awal, saat aku terjaga, aku tidak langsung beranjak dari tempat tidur. Apalagi kembali memejamkan mata. Rasa kantuk seolah tidak ada. Aku pun mengambil buku yang kupinjam dari adik kelasku (yang sudah lama belum kukembalikan… ^_^)

Sahabat, ternyata waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa waktu menunjukan pukul 03.00 WIB. Waktunya shalat malam. Aku pun shalat. Selesai shalat malam, sekitar pukul 04.00 WIB, akhirnya rasa kantukku muncul. Jam 4 sodara-sodaraku sekalian!!! Rasa kantuk itu benar-benar tidak bisa diajak kompromi lagi. Akhirnya aku bilang pada mama… “Mah, bangunkan eL pas adzan shubuh ya…”

“Sebentar lagi juga adzan…”

“Tuda ngantuk…”

Karena sudah tak kuat lagi menahan kantuk, aku hanya mampu mendengar jawaban ‘ya’ dari mama samar-samar.

Taukah sahabat apa yang terjadi selanjutnya??

“eL bangun! Udah siang!”

Saat kubuka mata…

Innalillahi!!!

05.34 WIB!!!

Di situ emosiku naik.

“Mah, kan tadi kata eL, bangunkan eL pas adzan shubuh. Ini kan sudah siang…”

Mama tidak menggubris. Ia ‘khusyu’ dengan mesin jahitnya.

Aku langsung wudhu. Shalat (yg entah shalat apa, karena jika dikatakan shalat shubuh, terlalu siang. Dikatakan shalat dhuha,kepagian…)

Selesai shalat,… Ya Allah… baru kusadari…secara tidak langsung aku telah memarahi mama. Berarti aku telah menyakiti perasaanya.

Bukan hanya itu saja dosa yang kulakukan pada mama di pagi itu. Saat aku membuka gorden,… mama kelihatan sangat kaget sekali. Bahkan katanya, jantungnya terasa hamper copot. Yaa Allah… sungguh! Aku tidak bermaksud untuk membuatnya kaget! Aku hanya membuka gorden karena hari sudah siang. Itu saja. Tapi tetap saja aku merasa berdosa. Aku telah menyakitinya, dengan bernada tinggi dan membuatnya kaget.

Namun sahabat… saat aku minta maaf padanya… betapa mudahnya ia tersenyum dan memaafkan aku…

Yaa Allah… betapa dosanya aku, yang telah menyakiti hati seorang ibu yang berhati lembut, mudah memaafkan…

Mama… Betapa mulianya engkau. Seberapa besarnya pun dosa kami, engkau selalu dengan mudahnya memaafkan. Walau au pun tau, kau merasa sakit…

Yaa Allah… Terima kasih karena engkau telah memberikan sosok ibu yang penyayang padaku. Alhamdulillah…

Yaa Allah… Ampunilah segala dosanya…

Yaa Allah… Berilah aku kesempatan untuk membahagiakannya…

Yaa Allah…

Allah…

2 komentar:

Anonim mengatakan...

itulah makna "kasih ibu tak terhingga sepanjang masa".

"aljannatu tahta uqdaamil ummahaati.."

Anonim mengatakan...

ksih sayang ibu kita rasakan walau beliau udah tiada lagi disisi kita, syangilah ibumu slagi bersmamu, myesalkan tiada gunannya..